Home News Pelukis Pasir Jombang, Ceritakan Lukisan Wajah Menag Nasaruddin Umar
News

Pelukis Pasir Jombang, Ceritakan Lukisan Wajah Menag Nasaruddin Umar

Jombang – Tampak tegas dan lugas di atas kanvas berukuran 82×104 cm, antara butiran pasir hitam dan putih menyatu membentuk karya seni yang dipenuhi art. Itulah lukisan yang menghadirkan potret […]

M Akhyak pelukis pasir asal Jombang menyerahkan hasil karya lukisannya kepada Menag Nasaruddin Umar di HGN 2024. Foto: Capture video

Jombang – Tampak tegas dan lugas di atas kanvas berukuran 82×104 cm, antara butiran pasir hitam dan putih menyatu membentuk karya seni yang dipenuhi art.

Itulah lukisan yang menghadirkan potret Menteri Agama Nasaruddin Umar, yang dilukis seorang pelukis asal Tambakberas Jombang M Akhyak.

Akhyak sengaja menghadiahkan lukisan tersebut kepada sang menteri, di sela-sela acara Hari Guru Nasional 2024 yang berlangsung di Jakarta, pada Jumat, 29 November 2024.

Menurut Akhyak, lukisan itu dibuatnya, karena ia ingin menunjukkan betul, bahwa figur menteri agama saat ini merupakan teladan dan penuh kharisma. Sehingga ia melukis dengan kehalusan teknik pasir dengan guratan dan ketajaman wajah tampak tegas.

“Ini menggambarkan seorang pemimpin yang bijak dan berwibawa, namun tetap rendah hati, “ kata Akhyak, Sabtu, 30 November 2024.

Bagian pakaian yang dikenakan, tambah Akhyak,  memuat seni kaligrafi Arab dengan gaya kontemporer.

“Dengan untaian doa Nabi Yunus: “La ilaha illa Anta Subhanaka inni kuntu minazh-zhalimin”. Doa ini, terukir halus dengan pasir putih di atas kain pasir hitam, menjadi lambang pengingat spiritual bagi kita semua untuk selalu berserah diri kepada Sang Khalik, “ jelas Akhyak.

Akhyak juga menjelaskan, komposisi pasir putih yang lebih dominan menjadi elemen penting dalam lukisan ini. Karena menggambarkan harapan menuju kebaikan dan keberkahan.

“Pasir putih melambangkan kesucian, optimisme, dan cahaya petunjuk yang selalu menyertai mereka yang berdoa dan bertawakal. “ ujar Akhyak.

Selain itu Akhyak juga mengungkapkan, bahwa dalam kontras dengan pasir hitam di lukisan ini, menunjukkan representasi tantangan dan ujian hidup.

“Pasir putih hadir sebagai pesan, bahwa harapan selalu lebih besar daripada kesulitan, dan kebaikan selalu memiliki kekuatan untuk mengalahkan kegelapan, “ tandas Akhyak.

Membaca doa Nabi Yunus, lanjut Akhyak, membawa manfaat luar biasa bagi kehidupan. Doa ini mengandung pengakuan akan kebesaran Allah, penyucian jiwa, dan pernyataan kerendahan hati sebagai hamba-Nya.

“Dalam Islam, kan doa ini diyakini sebagai kunci untuk mendapatkan ampunan Allah, menghilangkan kesedihan, serta mendatangkan ketenangan hati di tengah cobaan, “ ulas Akhyak.

Sebagaimana Nabi Yunus yang dilepaskan dari kegelapan perut ikan, karena doa ini. “Kita diajarkan untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah, seberat apa pun ujian yang dihadapi, “ tambah pelukis yang menekuni sejak 2016 ini.

Dengan dominasi pasir putih yang membawa pesan optimisme dan kesucian, serta kaligrafi doa yang menjadi pusat spiritual.

“Lukisan ini merupakan perpaduan antara seni rupa dan nilai-nilai keagamaan. Kombinasi pasir hitam dan putih mencerminkan dualitas kehidupan—terang dan gelap, baik dan buruk—dan mengajarkan bahwa cahaya kebaikan selalu lebih kuat, membawa harmoni dan keseimbangan sebagaimana diajarkan dalam agama, “ terangnya. ***

Writer: Rilis

Editor: Pliplo S

Previously

Miftah Faridl vs CNN Indonesia, Mediator Disnaker: Pemotongan Upah Sepihak Melanggar Hukum Ketenagakerjaan

Next

Kahanan

admin
Author

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mata Jombang
advertisement
advertisement