Home Seni Budaya Menyambut 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer: Diskusi Inspiratif dengan Soesilo Toer di Rumah Merdeka Indonesia
Seni Budaya

Menyambut 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer: Diskusi Inspiratif dengan Soesilo Toer di Rumah Merdeka Indonesia

Jombang, 29 Januari 2025, dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Pramoedya Ananta Toer, Rumah Merdeka Indonesia (Rudeka) menggelar acara diskusi yang penuh makna. Acara ini menghadirkan Soesilo Toer, adik kandung […]

Jombang, 29 Januari 2025, dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Pramoedya Ananta Toer, Rumah Merdeka Indonesia (Rudeka) menggelar acara diskusi yang penuh makna. Acara ini menghadirkan Soesilo Toer, adik kandung dari Pramoedya, yang berbagi cerita tentang kehidupan dan perjuangan sang kakak. Dihadiri oleh berbagai komunitas muda, acara ini berlangsung dengan penuh semangat di tengah-tengah para pemuda kota santri.

Soesilo Toer, yang lahir pada 17 Februari 1937 di Blora, Jawa Tengah, memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni, dengan gelar doktor dari Universitas Patrice Lumumba, Rusia. Sebagai seorang penulis, penerjemah, peneliti, dan dosen, Soesilo juga berperan dalam dunia literasi Indonesia. Ia berbicara dengan penuh semangat tentang perjalanan hidup Pramoedya, yang dikenal luas sebagai penulis kritis yang mengangkat isu sosial dan perjuangan kemerdekaan dalam karya-karyanya.

Diskusi tersebut dimoderatori oleh Cak Andhi dari Boenga Ketjil, dengan pemantik diskusi Kang Donny Darmawan. Mereka memandu pembicaraan dengan nuansa yang hangat namun penuh makna, mengajak peserta untuk merenungkan kembali peran penting pemuda dalam mewujudkan perubahan dan menjaga semangat perjuangan bangsa.

Pramoedya dan Pemuda: Inspirasi Tanpa Batas

Pramoedya Ananta Toer adalah sosok yang sangat dekat dengan generasi muda, terutama melalui karya-karyanya yang menggugah kesadaran akan pentingnya perjuangan untuk kemerdekaan dan identitas nasional. Karya-karya seperti Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, dan Jejak Langkah menjadi saksi bisu dari pertempuran ide dan pikiran yang digalang oleh anak muda pada masa penjajahan.

Soesilo Toer menjelaskan bahwa Pramoedya selalu menanamkan kepada mereka, adik-adiknya, pentingnya memiliki jiwa kritis, berani, dan berintegritas. “Kakak saya selalu mengajarkan untuk tidak takut melawan ketidakadilan, untuk berani berpikir berbeda, dan yang lebih penting, untuk selalu teguh pada prinsip,” ungkap Soesilo dalam sesi wawancara.

Pramoedya, menurut Soesilo, tidak hanya seorang penulis, tetapi juga seorang pendidik. Ia mengajarkan mereka pentingnya memahami sejarah dan identitas bangsa, serta berjuang untuk kebebasan berekspresi. “Generasi muda harus berani, harus punya suara, dan suara itu harus didengar,” tegas Soesilo, mengingatkan betapa relevannya nilai-nilai tersebut di era modern ini.

Pesan untuk Pemuda Masa Kini

Sebagai seorang penulis dan aktivis, Pramoedya memang sangat peduli terhadap nasib anak muda, terutama dalam hal memberikan mereka ruang untuk berbicara dan berpikir kritis. “Pramoedya menekankan pentingnya pemuda untuk memahami sejarah mereka sendiri. Tanpa sejarah, kita tidak akan tahu siapa kita sebenarnya dan ke mana kita harus melangkah,” ujar Soesilo.

Peserta diskusi, yang mayoritas terdiri dari anak muda, mendapat banyak pelajaran berharga dari kisah hidup Pramoedya. Mereka didorong untuk lebih berani dalam mengungkapkan pendapat, menjaga integritas, serta terus berjuang untuk keadilan. Mengikuti jejak Pramoedya, pemuda bisa memahami bahwa kebebasan berekspresi adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang lebih baik bagi masyarakat.

Di akhir acara, suasana menjadi semakin hangat dengan pembacaan puisi karya Pramoedya yang dibawakan oleh sejumlah pemuda yang penuh semangat. Puisi-puisi tersebut, yang bercerita tentang perjuangan, kebebasan, dan keteguhan hati, mengingatkan kita akan semangat Pramoedya yang tak pernah padam.

Kerja Sama dengan Komunitas Muda

Acara ini tidak hanya diselenggarakan oleh Rumah Merdeka Indonesia, tetapi juga melibatkan banyak komunitas pemuda seperti Jombang Book Party, Pustaka Kampung, Aliansi Perpus Jalanan, dan Boenga Ketjil. Semua pihak tersebut berkolaborasi untuk menciptakan ruang diskusi yang kondusif dan penuh inspirasi bagi para pemuda Indonesia.

Dengan kolaborasi yang baik antara berbagai komunitas dan organisasi, acara ini berhasil menciptakan atmosfer yang hangat dan penuh diskusi yang bermakna. Para peserta tidak hanya mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang karya dan perjuangan Pramoedya, tetapi juga terinspirasi untuk berkontribusi dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kebebasan yang beliau perjuangkan.

Akhir Kata:

Di usianya yang menginjak 100 tahun, semangat Pramoedya Ananta Toer tetap hidup dalam diri generasi muda Indonesia. Melalui diskusi seperti ini, para pemuda diajak untuk terus menjaga api perjuangan, kritis dalam berpikir, berani dalam bertindak, dan konsisten dalam menjaga integritas. Semoga peringatan 100 tahun Pramoedya ini menjadi titik awal bagi kebangkitan semangat juang anak muda untuk terus menghidupkan nilai-nilai yang telah diwariskan oleh sang legenda sastra Indonesia ini.

Sampai jumpa di ruang diskusi berikutnya, tempat di mana ide-ide besar dan perubahan dimulai.

Writer: Afina Yanur (Inisiator dan pengelola Rumah Merdeka Jombang)

Editor: Andy Kepik

Previously

Juru Parkir Temukan Bayi Ditinggal di Belakang Warung Kosong Jombang

Next

Madrasah Swasta Berinovasi: Wujudkan Sekolah Adiwiyata, Perluas Jaringan, dan Hadapi Tantangan Persaingan

admin
Author

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mata Jombang
advertisement
advertisement