Teater Tembung UNDAR Kembali Pendar.
Jombang, 8 Februari 2025. Badai Covid-19 menggulung kemapanan sistem sosio cultur. Pertemuan manusia terbuka beralih ke daring dan zoom, termasuk dunia kesenian perteateran. Setelah covid berlalu, semua sendi kehidupan gagap […]

Jombang, 8 Februari 2025. Badai Covid-19 menggulung kemapanan sistem sosio cultur. Pertemuan manusia terbuka beralih ke daring dan zoom, termasuk dunia kesenian perteateran. Setelah covid berlalu, semua sendi kehidupan gagap pada satu pertanyaan, apakah seluruh aktivitas kembali sedia kala? Atau mentransformasi ke bentuk lain yang lebih presisif di jamannya. Ditambahi lahirnya gen z beserta AI nya.
Demikian juga iklim perteateran di Kampus Undar Jombang. Setelah covid baru muncul komunitas baru Teater Tembung yang pada Sabtu 8 Februari mementaskan naskah Tiga Sendok Bumbu karya Sefandi.
Tiga Sendok Bumbu tak ubahnya Badai Sepanjang Malam Karya Max Arifin. Titik tumpu cerita pada generasi yang menghadapi situasi jamannya. Perdebatan guru dengan istrinya yang ingin mengajar di pelosok ditentang istrinya lantaran kawatir sulitnya infrastruktur pedesaan pada karya Max Arifin. Sedang Tiga Sendok Bumbu menceritakan tiga generasi antara Nenek, anak dan cucunya yang gen z sedang berdebat alot sambil memasak di dapur. Sang Nenek menyukai menu tradisional. Sang anak lebih memilih cara memasak dengan panduan tutorial, sementara cucu justru menyukai mie instan dan Gofood.
Disinilah pergolakan dibangun. Semua merasa dirinya paling benar juga merasa Dirinya paling teraniaya tidak didukung satu sama lainnya.
*)Sabrank Suparno.
Writer: Sabrank Suparno
Editor: Andy Kepik