Kelas Konservasi Bulukumba, Tanam 1000 Pohon di Bantaran Sungai Balantieng
Bulukumba – Musim hujan telah tiba. Anak-anak Kelas Konservasi Dusun Parukku Desa Bulo Lohe Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba, menyambutnya dengan riang. Karena mereka akan melakukan kegiatan tanam pohon bersama. […]

Bulukumba – Musim hujan telah tiba. Anak-anak Kelas Konservasi Dusun Parukku Desa Bulo Lohe Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba, menyambutnya dengan riang. Karena mereka akan melakukan kegiatan tanam pohon bersama.
“Hore…hore…hore…waktunya tanam pohon, “ sorak mereka di bantaran sungai Balantieng, pada Ahad, 15 Desember 2024.
Kegiatan tanam pohon memang sudah menjadi agenda mereka. Agenda yang ditunggu untuk tanam pohon bersama Komunitas Dana Mintra Tani, ECOTON dan komunitas pecinta alam Bulukumba.
Sebanyak 1000 bibit tanaman ditanam di sepanjang Bantaran Sungai Balantieng. Pohon-pohon itu, mulai dari ketapang kencana, salam, sirsak, jambu kristal, juga bambu kuning.
Kepala Sekolah Kelas Konservasi Syahrul mengungkapkan, bahwa tujuan dilakukannya kegiatan menanam pohon bersama di Bantaran Sungai Balantieng ini, selain untuk melestarikan kawasan sungai. Sekaligus untuk menumbuhkan jiwa kepedulian adik-adik kelas konservasi, agar turut serta menjaga sungai dan ekosistemnya.
“Kegiatan tanam pohon bersama ini merupakan kegiatan awal kelas konservasi, karena juga kebetulan bertepatan dengan libur sekolah, “ kata Syahrul.
Di tambah lagi, lanjut Syahrul, adik-adik juga masih bersemangat dan antusias sekali mengikuti kegiatan penanaman.
“Saya berharap, mereka akan menjadi penerus dalam menjaga sungai Balantieng yang sudah mulai rusak.” tambah Syahrul.
Kegiatan menanam pohon di bantaran sungai memang sangat penting sekali. Beberapa alasanya untuk mencegah erosi. Akar pohon yang kuat mencengkeram tanah di tepi sungai, sehingga dapat mencegah tanah terkikis oleh aliran air.

Selain itu juga daun dan akar pohon berfungsi sebagai filter alami yang menyerap polutan, seperti pupuk, pestisida, dan limbah sebelum yang masuk ke sungai. Maka saat musim hujan tiba, inilah waktu yang terbaik untuk menanam agar pohon bisa tetap tumbuh.
Syahrul juga menceritakan, jika kelas konservasi yang dibangun bersama pemuda di dusunnya ini, merupakan wadah bagi anak anak di desa tempat tinggalnya untuk berkumpul.
“Sekaligus sebagai tempat belajar untuk selalu peduli terhadap lingkungan. Kami biasa mengajarkan ke anak anak tentang pelestarian alam dan juga mengajak anak anak untuk membaca supaya tidak banyak waktunya yang di gunakan untuk bermain gadget. “ terang Syahrul.
Menanam pohon bersama di Bantaran Sungai Balantieng ini juga mendapat sambutan salah seorang siswa Kelas Konservasi Muhammad Alahsab (11). Ia mengungkapkan, rasa senang ikut menanam pohon bersama ini.
Meski ia mengaku merasakn rasa capek, namun tak mengurangi rasanya senangnya. Karena menurut dia, jika Bantaran Sungai Balntieng banyak po-pohonnya, juga akan bermanfaat bagi kehidupan.
“Saya senang ikut kegiatan menanam di bantaran sungai Balantieng. Karena selain menanam bisa sekaligus main ke sungai. Meski cukup capek, karena harus bawa bibit dari rumah ke sungai dan menanam satu-satu tapi tidak mengurangi rasa senang saya. Semoga tanaman yang kami tanam hari ini bisa tetap hidup dan tumbuh tinggi, “ ucap Muhammad Alahsab, dengan menunjukkan rasa senangnya. ***
Writer: AmirudinM
Editor: Pliplo S